RoyalSex ~ Nisa Ngentot Dengan Dokter Kandungan Kesayangan

Nisa Ngentot Dengan Dokter Kandungan Kesayangan

http://royalflush88.com/

RoyalSex ~ Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Wanita bersuami yang bernama Rani. Rani ini memang seorang Maniak sex, Sampai suatu hari dia pergi kepada Dokter kandungan. Tidak Disangka setelah Rani masuk keruang Praktek Dokter kandunagn itu, Dokter itu bernafsu kepada Rani, dan begitu juga dengan Rani. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Pada hari ini suami Rani sedang pergi keluar kota karena dinas luar dari kantor nya. Saat itu kurang lebih selama 10 hari suami Rani harus meninggalkan rumah demi mengais rejeki untuk keluarga. Sebelumnya Rani ini memang sudah menunggu waktu yang tepat untuk datang pada Dr. Kandungan yang terkenal ganteng dan ramah kepada setiap pasienya.

Sampai tiba akhirnya Rani mendapatkan kesempatan itu, dan Rani memutuskan untuk berkunjung pada dokter kandungan itu. Rani ingin sekali berkonsultasi pada Dr. kandungan untuk konsultasi alat KB apa yang cocok untuk dia gunakan agar aman dan tidak beresiko jika dia berhubungan sex kepada para lelaki simpananya yang perkasa-perkasa itu.
Oh iya para pembaca, Rani ini tergolong maniak sex, karena dia tidak pernah puas berhubungan sex dengan 1 lelaki saja. Dikarenakan Rani takut hamil jika berhubungan sex dengan para simpananya, maka Rani bergegas dengan Dr. Kandungan kesanganya tadi. Rani hampir lebih dari 1 bulantidak bisa berani berhubungan mesum para lelaki simpananya.

Setelah beberapa waktu Rani menuju pada tempat praktek Dr. Kandungan dambaan hatinya itu, akhirnya sampailah Rani pada tempat prakteknya. Sesampainya disana Rani -pun mengambil nomer antrian dan sampai pada akhirnya dia mendapat gilirannya untuk berkonsultasi,

“ Nomer 33, silahkan masuk ”, terdengarlah nomer antrian Rani dipanggil.

“ Iya, saya ”, jawab Rani.
Lalu Rani melihat kearah suara yang memanggil nomer antrianya itu, dan ternyata yang memanggil adalah bidan yang berada di tempat praktek itu,

“ Ibu’ silahkan masuk, sekarang giliran Ibu’, mari ikut saya Bu’’ !!! ”, kata Bidan itu.

“ Baiklah Mbak ”, ucap Rani sembari berdiri dan bergegas mengikuti Bidan itu menuju ruang praktek Dokter itu.
Rani baru menyadari tempat praktek dokter kandungan yang tadi lumayan penuh dengan pasien, sekarang telah kosong, Rani  menyadari bahwa dia adalah pasien terakhir.

“ Dok, ini Ibu’ Rani pasien terakhir kita malam ini ”, ucap Bidan itu kepada Dr. Laki-laki yang berada didalam ruangan praktek itu

“ Wah… masih brondong nih Dokter kandungan, ditambah lagi dia handsome sekalu”, ucap Rani dalam hati.
Saat itu Rani memperkirakan dokter kandungan itu usianya tidak jauh berbeda dengan Rani. Kemudian,

“ Malam, Dok ”, ucap Rani menyapa Dokter kandungan itu.
“ Malam, juga Bu’, mari silahkan duduk Bu’!!! ada kendala apa pada Ibu saat ini ? ”, Dokter menjawab sembari bertanya dan mempersilahkan Rani duduk.
Sebelum sempat Rani menjawab pertanyaan Dokter, saat itu Rani teringat dengan perkataan Bidan yang mengantarkan Rani ke ruangan ”, Dok, Ibu’ Hanykan pasien terakhir, dan saya kebetulan ada keperluan keluarga, boleh saya pulang lebih dulu ”,
“ Oh… ok, “ jawab Dokter sambil beranjak dari tempat duduknya.

“ Sebentar ya Bu’ ”, kata Dokter ke Rani, lalu dokter itu keluar dari ruangan mengikuti Bidan.

Tak lama kemudian Dokter itu kembali dan berkata kepada Rani,

“ Maaf ya Bu Ranisebelumnya, saya harus mengunci pintu depan praktek saya ini, hal ini dikarenakan Bu Rani adlaah pasien terakhir saya, jika saya tidak menutup pintu para pasien akan datang lagi untuk berobat atau berkonsultasi, pada saya, tidak papakan Bu Rani ??? apalagi Bidan saya sudah pulang ”, ucap dokter itu.
Lalu Rani-pun menjawab dengan hati yang riang tanpa rasa keberatan sedikitpun,

“ Begitu ya Dok, yaudah deh tidak apa-apa kok Dok ”, jawab Rani.

Kemudian Dr. itu mulai menayakan keluahn Rani,
“ Nah, sekarang apa keluhan Bu Rani ??? dan mudah-mudahan saya bisa membantu Bu Rani ”, ucap Dokter itu.
“ Begini loh dok, saya ingin memakai alat kontrasepsi, tapi saya tidak mau kalau suami saya itu Vaginaai kondom, jadi kira-kira alat KB apa yang cocok dan nyaman untuk saya ”, Rani menjelaskan maksud tujuannya datang ketempat praktek ini.
“ Ouh begitu Bu, memang Ibu dan suami sudah tidak berkeinginan untuk mempunyai anak lagi, ngomong-ngomong sudah punya berapa anak?” tanya Dokter itu lagi.
“ Ya begitulah, saat ini kami mempunyai satu anak, “ jawab Rani dengan berbohong.

Karena tidak mungkin dia menjelaskan kedokter bahwa dia ingin lebih puas dalam menikmati hubungan sex dengan para lelaki simpananya yang perkasa tanpa takut akan hamil.
“ Baru satu ? Memangnya Bu Rani tidak ingin menambah buah hati lagi Bu’? ”, ucap Dokter memastikan keinginan Rani.
“ Eummm… iya Dok, saya sudah bertekad ”, jawab Rani sembari tersenyum.
“ Bu Rani berkeinginan KB ini untuk sementara atau selamanya Bu’ ”, tanya Dokter itu.
“ Maksudnya bagaimana ini Dok, hhe… ? ”, Rani balik bertanya.
“ Begini loh Bu’ maksudnya, jika untuk sementara saya sarankan Ibu’ , untuk menggunakan spiral, tapi kalau Ibu’ dan suami ingin untuk selamanya tidak mempunyai anak lagi, saya menyarankan Ibu’ untuk disterilkan kandungan ibu ” ucap dokter memastikan lagi.
“ Itu bagaimana lagi Dok, maaf saya tidak terlalu mengerti dengan maksud Dokter ”, tanya Rani lagi.
“ Begini Bu Rani maksud saya, jadi saluran indung telur Ibu’ harus saya tutup rapat, jadi kalau Ibu’ berhubungan dengan suami, sperma suami Ibu’ tidak dapat lagi menerobos kesaluran indung telur Ibu’, dengan begitu saya jamin tidak ada satupun indung telur Ibu’ yang dapat terbuahi oleh sperma suami Ibu’ ”, penjelasan Dokter panjang lebar.
“ Ooohhh… begitu ya Dok kalau begitu saya pilih yang sementara saja deh Dok, siapa tahu nanti saya dan suami saya ingin mempunyai keturunan lagi, hhe ”, jawab Rani memilih KB sementara.
“ Ibu’ mengambil keputusan yang tepat, nah sekarang Ibu’ silahkan berbaring disana, saya akan mempersiapkan peralatannya ”, kata Dokter sambil menunjuk kearah ranjang.
“ Baju dan celana dalamnya tolong dilepas ya Bu Rani, setelah itu Ibu’ kenakan baju ini yah Bu !!! ”, lanjut Dokter sambil memberikan baju berwarna biru muda khas pasien.

Kemudian Rani-pun segera melepas Bra dan celana dalamnya lalu mengenakan baju yang diberikan dokter itu,
“ Haduh, Bu Rani terbalik memakai jubahnya ”, ucap dokter itu sembari tersenyum saat melihat Rani mengenakan jubah itu dengan bagian yang terbuka berada didepan.
“ Bagian yang terbuka itu untuk dibelakang, kalau Ibu’ pakai seperti itu nanti saya gak akan selesai-selesai memasang alat kontrasepsinya, karena mata saya akan melihat pada Payudara Bu Hany ”, kata Dokter sambil bercanda ke Rani.
“ Hahaha… dokter bisa aja deh ”, jawab Rani dengan muka tersipu malu mendengar canda’an Dokter.

Setelah itu Rani membenarkan baju tersebut, lalu Rani-pun segera berbaring diranjang. Saat itu Rani bingung melihat ranjang tersebut karena panjang ranjang tersebut tidak sepanjang ranjang-ranjang yang biasa ada ditempat-tempat praktek dokter pada umumunya. Panjang ranjang itu hanya sampai sebatas pantatnya saja, sehingga kedua kakinya terjuntai kebawah.

Saat itu Rani melihat adanya keanehan dengan ranjang ini, dimana disamping kiri dan kanan kedua kakinya ada bantalan cekung dan letaknya lebih tinggi dari ranjangnya. Setelah selesaimempersiapkan peralatannya, Dokter menghampiri ranjang tersebut, melihat posisi rebahan Rani diatas ranjang, dokter itupun tersenyum simpul,
“ Ibu’, baru pertama kali ya datang kedokter kandungan ? ”, tanya Dokter tersenyum.
Tanpa menunggu jawaban Rani, Dokter-pun mulai mengangkat kaki Rani  satu persatu dan menempatkan dibantalan cekung yang berada disamping kiri kanan kaki Rani itu, perbuatan Dokter membuat Rani terhenyak. Rani tahu dengan posisinya dimana kedua kakinya saat itu terangkat dan terbuka lebar. Hal itu dengan otomatis membuat kewanitaan-nya nampak jelas didepan Dokter kandungan itu.

Saat itu bahkan wajah Rani-pun menjadi merah karena menahan malu, melihat Rani yang tersipu-sipu malu dan wajahnya menjadi merah, Dokter hanya tersimpul dan diapun merasa yakin sekali bahwa ini adalah kunjungan yang pertama Rani ke dokter kandungan,“ Maaf, ya, Bu Rani ”, ucap Dokter ketika jarinya mulai menyentuh bibir Kewanitaan Rani.
“ Iya Dok ”, ucap singkat Rani, karena menahan malu dan perasaan yang aneh saat jari-jari Dokter menyentuh bibir Kewanitaannya.
Saat itu Ke 2 jari tangan kiri Dokter mencoba untuk sedikit membuka liang Kewanitaan Rani dari sebelah atas, sehingga klitoris Rani tersentuh oleh telapak tangan Dokter, sementara tangan kanan Dokter mencoba untuk memasukkan peralatan hampir seperti corong. Saat itu agak lumayan lama Dokter berkutat untuk memasukkan alat itu keliang Kewanitaan Rani.

Sementara Rani merasakan geli yang aneh dan nikmat saat klitorisnya tergesek-gesek oleh tangan Dokter, akibatnya gelora birahi Rani mulai bangkit, Vagina-nya mulai basah,
“ Eughhhh… Ssss… Aghhhhh… ”, desah Rani lirih saat merasakan alat yang seperti corong berdiameter kurang lebih tiga cm terbenam di dalam liang kewanitaan-nya.
Ketika itu pantat Hany terangkat sedikit, dan kedua tangannya mencengkram pinggiran ranjang dengan erat,
“ Maaf ya Bu, sakit yah ??? Tahan sebentar ya, saya akan mulai memasang spiralnya ”, kata Dokter.

Dokter merasa heran dengan kondisi liang Kewanitaan Rani yang masih sempit ini, dalam hatinya dia berkata, ( luar biasa sekali kewanitaan Bu Rani ini, sudah keluar satu anak, tapi masih sempit begini, sepertinya juga jarang dipakai oleh suaminya ) sambil tangannya memijat-mijat pelan kedua belah bibir Kewanitaan Rani dengan tujuan untuk membuat rileks otot-otot Kewanitaan Rani .

Saat dia sedang memijat-mijat itu dari corong kacanya itu dia melihat liang Kewanitaan Rani yang berwarna merah muda itu berkedut-kedut, belum pernah selama dia praktek melihat kejadian ini, karena sudah berpengalaman dia mengetahui bahwa tebakannya itu betul, Vagina Rani jarang dipakai oleh suaminya, karena hanya dengan alat yang teronggok diam saja Vagina Rani sudah basah.
“ Eummmm… ssss… Aghhh… Oughhh… .” Rani merintih lirih menikmati pijatan-pijatan lembut dibibir Kewanitaannya dan merasakan sumpalan alat pada liang kewanitaan-nya.

Mendengar lirihan Rani, Dokter semakin yakin dengan tebakannya itu, dalam hatinya berkata ( Senadainya Bu Rani ini aku setubuhi mau tidak yah, atau malah nanti dia marah jika aku melakukan itu ? ). Setelah melihat cengkraman dinding Kewanitaan Rani dialatnya mulai mengendur, Dokter-pun mulai mengambil spiral berbentuk T dan penjepitnya.

Kemudian Dokter melalui corong tadi dia mulai memasukkan spiral tersebut menggunakan penjepit, karena corong itu terBu’at dari kaca ia bisa melihat keadaan didalam liang Kewanitaan Rani, setelah tepat disasaran, iapun sedikit menekan penjepitnya kemudian dia melepaskan jepitan di spiral tersebut dan menarik keluar jepitannya, sambil memegangi kedua bibir Kewanitaan Rani.
Dokter memastikan spiral tersebut terpasang dengan benar, kemudian dengan perlahan-lahan corong itu ia tarik keluar dari liang Kewanitaan Rani, gesekan yang ditimBu’lkannya membuat Rani mengerang lirih. Setelah terlepas, Dokter kembali memijat-mijat Kewanitaan Rani, sebetulnya pijatan-pijatan itu tidak perlu dilakukan, dan belum pernah dia lakukan selama praktek.

Saat ini dia lakukan karena dia terangsang dengan bentuk Kewanitaan Rani, dalam hatinya dia juga merasa heran kenapa saat ini ia terangsang ingin melakukan persetubuhan dengan pasiennya. Rani sendiri yang dari tadi birahinya sudah bergejolak, merasakan pijatan-pijatan lembut yang saat ini sedang dilakukan oleh Dokter semakin membuat birahinya membara, erangan-erangannya semakin sering terdengar, tubuh Rani-pun menggelinjang-gelinjang karena geli dan nikmat.

“ Ughhh… baru pijatan tangannya saja sudah membuatku melayang-layang, apalagi kalau dia sodok aku dengan kejantanan-nya, Oh gila betul rangsangan ini ”, Rani berkata dalam hatinya.
Tangan Rani yang tadi sedang mencengkram ranjang mulai beralih kepayudaranya sendiri, dari balik jubahnya iapun mulai meremas-remas kedua Payudara, merasa kurang puas karena terhalang oleh BH dan jubah yang masih menutupi tubuh-nya, Rani kemudian melucuti semuanya sehingga sekarang Rani telanjang bulat didepan Dokter, tangannya kembali meremas-remas kedua Payudara itu, mulutnya mendesis-desis menandakan Rani sedang menikmati semua itu.

Dokter yang melihat aksi Rani melucuti jubah dan Bra-nya serta aksi remasan tangan Rani dikedua Payudara itu tersenyum simpul, ( nampaknya dia mulai terangsang dengan pijatan-pijatanku ) ucap dalam hati dokter itu. Kemudian tanpa menghentikan pijatannya, dia-pun mulai menciumi klitoris Rani yang mulai terlihat dan mengeras, tidak hanya diciumi saja, tapi dia juga menjilati dan menghisap klitoris Rani.

Sehingga hal itu membuat Rani semakin menggelinjang merasakan kenikmatan permainan lidah Dokter, aksi Dokter semakin menggila, jari tengah salah satu tangan yang sedang memijat-mijat itu mulai menerobos liang kenikmatan Rani, dengan gerakan perlahan-lahan Dokter mulai mengeluar-masukkan jari tangannya itu, akibatnya liang Kewanitaan Rani semakin basah.

Desahan-desahan Rani-pun semakin sering terdengar, Pantatnya semakin sering terangkat seolah menyambut sodokan jari tangan Dokter, kepalanya bergoyang kekiri kekanan, tubuh-nya kadang-kadang melenting, Rani betul-betul menikmati serangan-serangan Dokter dikemaluannya.

http://royalflush88.com/


“ Oughhh… Dok… eenaaaakkk… Aghhhh… Saya mau kel luar… Dok… SssS… Aghhh… ”, Rani merintih-rintih kenikmatan.
Pada akhirnya tidak lama kemudian,
“ Syurrrr… Syurrrr… Syurrrr… Syurrrr… ”, Vagina Hany memuntahkan lendir kawinya juga.
Saat itu Tubuh Rani mengejang, Dokter merasakan hangatnya air kenikmatan Rani yang membasahi jari tangannya.
“ Bagaimana Bu Rani Enak yah ??? ”, tanya Dokter.
“ Eughhh… Iya Dok… ”, jawab Rani singkat dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
Matanya yang saat itu terpejam menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja dia rengkuh.Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, Dokter-pun mulai melucuti seluruh pakaiannya, sehingga sekarang iapun telanjang bulat, Nampak kejantanan-nya sudah berdiri dengan tegak. Ukuran kejantanan yang lumayan besar dan panjang, diapun mulai mengelus-eluskan kejantanan-nya dibibir Kewanitaan Rani, membuat Rani menggelinjang, dengan pelan-pelan Dokter-pun menyelipkan kepala kejantanan-nya di liang Vagina Rani, setelah merasa tepat disasaran Dokter-pun mulai melesakkan kejantanan-nya kedalam liang Vagina Rani, setahap demi setahap, lalu
“ Zlebbbbbbbbbbbbbbbb… . ”, Kejantanan dokter mulai terbenam seluruhnya dalam liang kewanitaan Rani.

Rani yang merasakan kejantanan dokter itu mulai memasuki liang kewanitaan-nya, mendesis lirih. Hatinya berkata ( Wow… lumayan besar juga kejantanan-nya ),
“ Ssshhh… Aghhhh… dook… kejantanan Dokter besar juga… Ssss… Aghhhh… puaskan aku dengan kejantananmu Dok, Oughhh… ”, desah Rani.
Dengan perlahan-lahan Dokter mulai mengeluar-masukkan kejantanan-nya didalam liang senggama Rani, kedua tangannya berpegangan dipaha Rani, lama-lama gerakan maju-mundur Dokter semakin cepat, keringatpun mulai mengalir dikedua tubuh mereka, udara dingin didalam ruangan praktek karena AC tidak menghalangi keluarnya keringat mereka.

Erangan Rani dan Dokter semakin terdengar, lenguhan-lenguhan nikmat keluar dari kedua mulut mereka,
“ Oughhh… dookkk… terus… sodok Vaginaku dengaaannn kontolmu ituuu Dok, Aghhh… ” Rani mengerang kenikmatan menikmati sodokan kejantanan Dokter di liang kewanitaan-nya.
“ Hhhhmmmm… aaaaghhh… Vaginamuuu… benaaarr-benaar… sseeemmpitt enaaakkk… oOughhh… … koontooolllkuuu… teerjeppiitt… bbeetulll… ”, Dokter-pun melenguh keenakan merasakan jepitan dinding Kewanitaan Rani dibatang kejantanan-nya.

“ Teekkaaannn… lebih daaalllaamm… dookk… yaaahh… begituu… ssshhhhh… Oughhh… ”, rintih Rani meminta Dokter untuk menekan lebih dalam.
Dokter-pun dengan hentakan-hentakan yang lebih dalam, hingga kejantanan-nya terbenam sampai pangkalnya saat Dokter mendorong masuk kejantanan-nya. Tak lama kemudian nampak gerakan Dokter bertambah cepat dan mulai tak beraturan, sementara itu tubuh Rani-pun semakin sering terlihat melenting dan pantatnya semakin sering terangkat berbarengan dengan sodokan kejantanan Dokter itu.
Lenguhan dan erangan mereka bertambah kencang terdengar dan saling bersahutan, nampaknya kedua insan ini akan merengkuh puncak kenikmatan persetubuhan mereka,
“ Oughhh… Dok… aku ”, Rani mengerang tubuh-nya melenting.
“ Aku jug mau keluar sayang… Aghhh… ”, Dokter-pun melenguh, dan menekan dalam-dalam kejantanan-nya didalam liang senggama Rani.
Tidak lama kemudian Dokter-pun merasa ada yang mendesak dalam batang kejantananya, lalu,
“ Crottttt… Crottttt… Crottttt… ”,

Akhirnya mereka menyemburkan lahar kenikmatan bersamaan, Dokter merasakan batang kejantanan-nya tersiram oleh hangatnya lendir kenikmatan Rani dan dia juga merasakan dinding Kewanitaan Rani berkedut-kedut meremas-remas batang kejantanan-nya. Rani dan Dokter sama-sama merasakan semprotan lendir kawin mereka yang bercampur dalam hangatnya liang Vagina Rani.

Kemudian Dokter melepas batang kejantanan-nya dari jepitan Kewanitaan Rani setelah ia merasakan remasan-remasan dinding Kewanitaan Rani berhenti dan kejantanan-nya mulai mengecil, saat kejantanan-nya tercaBu’t dari liang kenikmatan Rani, terlihat olehnya cairan spermanya bercampur dengan lendir kenikmatan Rani mulai mengalir perlahan dan menetes jatuh keatas lantai.
Setelah nafas mereka kembali normal, mereka mengenakan pakaian mereka kembali, kemudian Dokter memberi tahu Rani bahwa spiral yang dia pasang itu bisa bertahan untuk 5 tahun, tetapi alangkah bagusnya setiap 3-6 bulan sekali harus diperiksa, untuk memastikan letaknya tidak berubah atau lebih parahnya terlepas. Rani mengangguk“ Pasti aku akan kembali lagi untuk menikmati sodokan-sodokan kejantananmu lagi ”, ucap dalam hatinya.

Related Posts :